Michel foucault,
pada tahun 1982 diseminar yang diselenggarakan di College de France, mengeksplorasi konsep
spiritualitas dalam gagasan kuno dengan berakar pada filsafat pra-kristen –apa
yang orang yunani sebut epimeleia heautou sangat kasiar dan mentah, setelah
melihat diri sendiri. Socrates ( dalam
pembelaannya) menunjuk para penuduhnya orang athena menjadi sangat prihatin
dengan hal-hal seperti kekayaan dan reputasi, tetapi tidak meiliki kekhawatiran
dari peningkatan jiwa mereka. Tidak hanya ” mengetahui diri sendiri atau tahu diri) (
semboyan delphi, seperti yang kita tahu, socrates sangat tertarik) tetapi,
sebagai bagian tak terpisahkan dari pengetahuan diri tersebut, mengurus diri
sendiri, menjaga diri sendiri, memberi perhatian kepada apa yang paling
berharga dan bagian penting bagi diri sendiri.
Ide dari
mengamati diri, walaupun hal itu jelas tidak membuang bidang dari rohani,
tampak untuk mengambil bagian penting
dari apa yang kebanyakan orang mengerti dengan itu. Ini sebuah ide
pendidikan modern yang tidak cenderung
tidak terhubung dengan socrates: kebanyakan dari kita lebih suka untuk
melihatnya sebagai sebuah tokoh rasionalis, dan menafsirkan exetastos bios
(kehidupan tidak teruji), “ memilih kehidupan “ yang dia rekomendasikan,
sebagai masalah utama dari pertanyaan logika analistis. Tapi dalam faktanya itu
sulit untuk membaca apa yang dikatakan oleh socrates tentang suara hati,
tentang pencarian kemurnian hati nurani dan integritas, tanpa melihat “pilihan”
ia menganjurkan memang memiliki dimensi rohani yang diidentifikasi oleh
Foucault. Foucault melanjutkan untuk memperlihatkan bagaimana anggapan dari
memilih diri dan mengamati diri terngiang – ngiang diseluruh pikiran
Hellenistik berikutnya, kaum epicurean “ penggemar kenikmatan duniawi “ konsep
dari filsafat, dan gagasan stoic pemeliharaan jiwa. Kemudian, tentu saja,
gagasan menjadi landasan bagi banyak pendeta kristen.
Gagasan
tentang “ pemeiliharan jiwa ” tidak diragukan lagi memiliki implikais kognitif
: augustinian yang terkenal dengan “
perubahan batin “ , misalnya, adalah
sebagian pencarian untuk pemahaman yang lebih memadai alam sendiri, dan seperti
perintah Delphi yang mendahuluinya, dan program Cartesian yang berhasil, ini
dapat dikenal bagian dari usaha filsafat yang memperluas pengetahuan dan
pemahaman. Tetapi dalam banyak perwujudan juga penting, masalah praktek –
teknik meditasi, teknik untuk menguji hati nurani, dan begitu. Dan seperti
rutinitas fisik yang dianut oleh penyuka gym dan latihan, latihan tersebut
bertujuan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam suatu hal.
Alur
ini dalam pengetrian spiritual – stres pada disiplin dan latihan, tujuan
perubahan dari dalam - tampaknya membawa
kita kepada jaman dulu dari usaha filsafat modern, setidaknya sebagai biasanya
dikandung oleh mayorirtas praktisi akademik didunia anglophone. Judul buku
terbatu oleh Michael Mcghee, perubahan
pikiran: filsafat sebagai latihan spiritual, teguran yang mengejutkan perasaan
justru karena kebanyakan dari kita tidak berfikir filsafat sebagai cara untuk
mengubah kehidupan kita, kecuali dalam arti sesungguhnya tujuan akademi ataupun
profesionalitas yang memungkinkan kita untuk mencari nafkah, kemajuan dalam
karir, dan sebagainya. Atau mungkin itu sedikit tidak adil: mungkin kami mengharapkan diganti oleh sebjek
kita dalam arti bahwa ia dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dari
pandangan konseptual, sifat pengetahuan, jenis pembenaran yang dapat ditawarkan
untuk tindakan kita, hubungan antara mental dan domain fisik, dan sebagainya.
Meningkatkan pengertian bisa sangat luas dan, seperti perbaikan ini tentu akan
melibatkan perubahan. Tapi jenis perubahan yang terlibat, jika aku dapat
memasukannya dengan cara ini, sifat dasarnya ilmiah : kita memperbesar daerah
pengetahuan kita.Apa tidak, atau hanya sangat jarang, jika dipertimbangkan
sebagai bagian dari buah filosofi bahwa
perubahan didalam yang lebih radikal – metanoia adalah istilah yunani - perubahan yang mendengarkan perubahan jenis
yang mengarah keperubahan yang mendasar dalam aliran dan arah hidup
seseorang.
Namun, perubahan semacam ini lebih radikal
tujuannya dari sistem filsafat sebelumnya yang menempatkan bayaran pada “
peeliharaan jiwa”. Foukaul’, dalam seminar hanya menyebut, mendefinisikan “ spiritualitas” sebagai “ bagian penyelidikan,
praktek dan latihan ( termasuk penyucian diri, teknik bertapa, penyangkalan
diri, Dll) yang bukan merupakan dalam hal pengetahuan, tetapi menjadi sangat
subjektif, dan harga yang harus dibayar untuk mendapatkan akses
kebenaran.” ini berarti bahwa kebenaran
tidak pernah hanya diberikan kepada sebuah subjek sebagai dia atau dia, tetapi
memerlukan beberapa moifikasi dalam penerimaan kami ( konfersi, perubahan
subjektif). Dan dengan cara yang sama, terutama dalam perkembangan gagasan
keagamaan ini, ada ide timbal balik “jawaban”, seolah – olah dari sisi lain: “disini,
dalam kebenaran dan akses itu, sesuatu yang memenuhi subjek dan lengkap, atau
mengubah, yang sangat subjektif.
Jika
model seperti itu terlihat asing bagi kita sekarang, ini sangat mungkin
berhubungan dengan munculnya modernitas. Ketika Descrates mengumumkan “ metode”
pada tahun 1637 ” metode untuk melakukan
pemikiran yang benar dan mencapai suatu kebenaran dalam ilmu “, ia
diresmikan sebuah fase baru dalam hubungan manusia dengan dunia – satu dimana
rasa percaya diri agresif adalah semakin untuk menggantikan penyerahan
kontemplasi dari usia dini. Munculnya “ saat ini Cartesian,” sebagai Foukaul
panggilan itu, menyatakan bahwa subjek mampu, dalam dirinya sendiri, dan hanya
dengan berlatih sesuai kereampilan kognitif, membedakan kebenaran dan
mendapatkan akses kesana. Ini tidak
berarti bahwa kebenaran bukan selalu sederhana dan mudah ( apakah Descrates
benar – benar selalu percaya, tapi ilmuan modern tahu benar) ; tetapi itu
berati bahwa mencari kebenaran menjadi
masalah dalam menerapkan prosedur tujuan tertentu ( yang kini kita sebut metode
ilmiah), bukan tergantung apda program perubahan internal. Foucault mengatakan
:
“Jika kita
mendefinisikan spiritual sebagai bentuk dari praktek mereka yang mengisyaratkan
sebuah subjek, karena ia, tidak mampu mencapai kebenaran, tapi itu yang
sebenarnya, seperti itu, mampu mengubah dan menyimpan subjek, ketika kita harus
berkata itu jaman modern, jaman itu terhubung dengan subjek untuk sebuah
kebenaran, dimulai segera setelah kami membuktikan alternatif sebuah sebjek,
karena ia, memang mampu mencaai kebenaran, tetapi bahwa kebenaran, seperti itu,
tidak mampu menyimpan subjek.”
Ada penjelasan analisis dari
Foucault satu bisa berselisih dengan, tetapi dalam garis besar catatan
permulaan modernitas tampaknya untuk saya persuasif. Tampaknya jika dia benar
tentangperubahan dari spiritualitas ke ilmu pengetahuan, dugaan yang masuk akal
bahwa perubahan menyajikan itu sendiri. Asalkan manusia dihadapkan dengan alam
semesta yang berpotensi menghancurkan operasi ia tidak bisa berharap untuk
memahami atau mengkontrol, inilah yang terbaik yang bisa mengarahkannya untuk
mengubah reaksi alami kecemasan tak berdaya menjadi salah satu dari kedamaian
dan penerimaan; dan jalan dari praktek spiritual ditawarkan
harapan’keselamatan’ melalui bagian dalam disiplin kontemplasi dan kedamaian.
Munculnya ilmu pegetahuan
modern yang membuka kemungkinan dari pembuatan diri kita sendiri ‘penguasa dan
pemilik alam’ (Maitres et possesseurs de la nature) dalam Descartes terkenal
frase: dari pada tidak memiliki penolong tetapi untuk memodifikasi respon
subjektif kita terhadap dunia kita sekarang dapat memulai untuk memahami kerja
yang nyata, dan dalam pemahaman mereka, mengatur tentang memanfaatkan atau
mengubahnya untuk keuntungan kita. Ilmu membuatnya kuno sebuah tujuan
sebelumnya dari keselamatan rohani, bermula untuk tempat yang nyata dan solusi
praktis untuk masalah kemanusiaan dengan tangan kita sendiri. Perubahan
ditangkap secara sempurna didalam bagian
hanya menyinggung otobiografi intelektual dari Descrates, sebuah teks yang
tepan dilihat sebagai pernyataan dari moderen.
penemuan
saya dalam fisika] membuka mata saya untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan
yang akan sangat berguna dalam kehidupan… melalui ini kita dapat mengetahui
kekuatan dan kekuatan dari api, air, udara, bintang-bintang, langit dan semua
bagian lainnya dilingkungan kita jelas tahu berbagai kerajinan dari pengerajin
kita; dan kita bisa menggunakan pengetahuan ini untuk semua keperluan yang
sangat tepat dan dengan demikian membuat diri kita seperti penguasa dan pemilik
alam itu… kita mungkin membebaskan diri dari penyakit yang tak terhitung, baik
tubuh dan pikiran, dan mungkin bahkan dari kesakitan usia tua, jika kita
memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyebab mereka dan semua obat yang
telah disediakan dialam .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar