Minggu, 09 Oktober 2016

hubungan Filsafat dengan Ilmu.


    Peranan ilmu pengetahuan menjadi sangat menentukan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial. Hubungan antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman (dalam Koento Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafat sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafat sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah.

            Untuk melihat hubungan antara filsafat dan ilmu, ada baiknya kita lihat pada perbandingan antara ilmu dengan filsafat dalam bagan di bawah ini, (disarikan dari Drs. Agraha Suhandi, 1992)

Ilmu
-Segi-segi yang dipelajari dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti
-Obyek penelitian yang terbatas
-Tidak menilai obyek dari suatu sistem nilai tertentu.
-Bertugas memberikan jawaban

Filsafat
-Mencoba merumuskan pertanyaan atas jawaban. Mencari prinsip-prinsip umum, tidak membatasi segi pandangannya bahkan cenderung memandang segala sesuatu secara umum dan keseluruhan
-keseluruhan yang ada
-Menilai obyek renungan dengan suatu makna, misalkan: religi, kesusilaan, keadilan dsb.
-Bertugas mengintegrasikan ilmu-ilmu

    Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang. hakikat kebenaran sesuatu. Hakikat filsafat selalu menggunakan ratio (pikiran), tetapi tidak semua proses berpikir disebut filsafat. Pemikiran manusia dapat dipelajari dalam 4 (empat) golongan. Yaitu:

  1. Pemikiran pseudo ilmiah
  2. Pemikiran awam
  3. Pemikiran ilmiah
  4. Pemikiran filosofis
Pemikiran speudo ilmiah bertumpu pada aspek kepercayaan dan kebudayaan mitos, yang bekas-bekasnya dapat kita jumpai dalam arologi atau kepercayaan terhadap buku primbon. Pemikiran awam adalah pemikiran orang-orang dewasa yang menggunakan akal sehat, karena bagi Orang-orang awam untuk memecahkan kesulitan dalam kehidupan, cukup menggunakan akal sehat tanpa melakukan penelitian. terlebih dahulu Selanjutnya, pemikiran ilmiah menggunakan metode atau pikir dalam paradigma ilmu pengetahuan tertentu, dilengkapi dengan pengguna hipotesis untuk menguji kebenaran konsep atau pemikiran dalam dunia empiris yang tidak pernah selesai dalam proses keilmuan Sedangkan pemikiran filosofis adalah kegiatan berpikir reflektif meliputi kegiatan analisis, pemahaman deskripsi Penilaian, penafsiran dan perekaan yang bertujuan  untuk memperoleh kejelasan kecerahan, keterangan, pembenaran pengertian, penyatupaduan tentang objek.


 Filsafat merupakan ilmu yang tertua dan menjadi induk ilmu pengetahuan yang lain. Sebagaimana diungkapkan oleh John S. Brubacher sebagai berikut:


Philosophy was, as its eymologv from the Greek words Pilos and Sopia, suggest love of wisdom or learning. More over, it was lo’e of learning in general, it subsumed under one, heading what to day we call scince ‘as well as what we now call philospohy It is for the reason that philosophy is often referred to us the mother as well as. the qreen of the, scince.


Artinya:
Filsafat berasal dan perkataan Yunani yaitu ‘Philos dari Sopia yang berarti rinto kebijaksanaan atau belajar. Lebih dan itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnnya termasuk dalam suatu ilmu yang kita sebut sekarang dengan. filsafat. Untuk alasan inilah maka sering dikatakan bahwa filsafat adalah induk atau ratu ilmu pengetahuan.


Dan bila diperhatikan maka anti sebenarnya dan filsafat tersebut mengandung cita-cita yang mulia, yaitu orang yang belajar filsafat berusaha untuk memiliki mutiara-mutiara kebijaksanaan tersebut sebagai pedoman dan pegangan hidup, sehingga filsafat mengandung sesuatu yang ideal bagi manusia. Dan filsafat dianggap sebagai induk ilmu pengetahuan karena pada mulanya sebagian ‘besar ilmu yang berkembang dewasa ini berasal dan filsafat. Cabang-cabang ini. tadi memisahkan diri dan filsafat, karena memiliki objek yang berbeda dan filsafat. Filsafat menjawab semua persoalan tentang hidup dan kehidupan yang kesimpulannya bersifat hakiki. Adafilsafat manusia, filsafat ketuhanan, filsafat ekonomi, filsafat sosial, filsafat pengetahuan, filsafat pendidikan, dan lain-lain, sehingga nampak filsafat berperan ‘sebagai induk atau rain dan ilmu pengetahuan.


Kemudian pengertian filsafat menurut Dr. Sondang P. Siagian, M.PA. adalah cinta kepada kebijaksanaan. Untuk menjadi bijaksana seseorang harus berusaha mendalami hakikat sesuatu. Dengan kata lain bahwa berfilsafat berarti berusaha untuk ‘mengetahui tentang sesuatu dengan sedalam-dalamnya, ‘baik’ mengenai hakikat adanya sesuatu. fungsinya, ciri-cirinya, kegunaannya, masalah-masalahnya, dan pemecahannya terhadap masalah-masalah tersebut.


Dan selanjutnya menurut Prof. Dr. Imam Barnadib, MA. bahwa filsafat berasal dari bahasa Yunani yang merupakan rangkaian dua pengertian:  philos  berarti cinta, dan sophia berarti kebajikan. Yang dimaksud dengan kebajikan di sini ialah kebajikan manusia. Dan dengan dasar pengetahuan yang filosofis itu diharapkan orang dapat memberikan pendapat dan keputusan yang serba bijaksana. Ungkapan yang paling sederhana terhadap kata filsafat seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Hasan Langgulung adalah cinta hikmah (kebijaksanaan). Dan orang yang cinta hikmah kebijaksanaan selalu mencari dan meluangkan waktu untuk mencapainya, mempunyai sikap positif terhadapnya dan terhadap hakikat sesuatu, berusaha menghubungkan sebab-sebab dengan akibatnya, dan juga berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman kemanusiaan. Jadi, bijaksana bukan saja orang yang paling banyak dan tinggi pengetahuannya, tetapi juga memiliki kemantapan pandangan dan tinjauan yang jauh kedepan di mana pengetahuan itu sendiri tidak sanggup mencapainya.


Jadi, dari uraian tentang pengertian filsafat yang ditinjau dari segi arti bahasanya dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah:
  1. Pengetahuan tentang kebijaksanaan
  2. Mencari kebenaran.
  3. Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip
Ketiga pengertian tersebut tidaklah hanya diperlukan oleh seorang flosof umum saja, tetapi juga diperlukan oleh setiap individu yang baik yang memiliki pemikiran terutama pendidik dan guru yang harus bersikap bijaksana. Sosok pendidik atau guru yang sanggup menilai situasi dan kondisi dalam segala segi; memiliki kesanggupan bertindak dengan baik, mengambil kesimpulan terhadap sesuatu secara tepat, berusaha menghubungkan sebab akibat, mengkritik dan menganalisis serta mengembalikan pendapat pada motif-motif yang menyebabkannya, Kemudian mempertahankan pendapat tadi dengan argumentasi dan penalaran yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar